Sumber: Logo media sosial. Foto/unplash.com |
Media sosial (medsos) bukan lagi hal
yang asing di telinga masyarakat, apalagi di tengah kemajuan teknologi yang
kian terbarukan. Secara teknis, medsos merupakan platform digital atau
perangkat online yang menyediakan
berbagai macam fitur unik untuk menghubungkan antar pengguna dalam jaringan
agar dapat berinteraksi satu sama lain. Tidak hanya itu, medsos juga mampu
memberikan dampak yang cukup menonjol. Contohnya sebagai ruang berekspresi,
tempat untuk menyebarkan informasi dan edukasi, bahkan sebagai wadah berdiskusi
untuk membahas masalah politik.
Fasilitas media sosial adalah wadah
yang saat ini dianggap sentral. Hal ini disebabkan karena kini mayoritas
penggunanya lebih berfokus pada pendekatan konten yang instan dan interaktif.
Terlebih, dapat membebaskan penggunanya
untuk berdiskusi dan menyalurkan pendapat mereka masing-masing ketimbang media
online seperti pada berita-berita penyiaran. Sebut saja Folkative, perusahan media yang sering dibahas karena penyampaian
beritanya dilakukan secara instan.
Media sebagai Penampung Gerakan Perubahan
Selain menjadi tempat untuk
bersosialisasi, medsos kini mulai digunakan sebagai tempat menggemakan
aspirasi, isu global, serta menyediakan berbagai macam pandangan baru bagi tiap
kalangan khususnya generasi muda. Kesempatan tersebut sangat berharga dan penting
untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan negara dari hal-hal
yang mengancam kesejahteraannya.
Sumber: Profil website bijakmemantau.id |
Salah satu contoh yang belakangan
ini marak dibahas adalah “Tuntutan 17+8”. Tuntutan tersebut merupakan sebuah
bentuk aksi penyuaraan masyarakat Indonesia mengenai beberapa kebijakan dari
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tuntutan tersebut bermula dari sayembara melalui
Instagram, TikTok, Facebook, dan
media sosial lainnya. Kemudian seluruh ide atau gagasan yang dihasilkan dari
sayembara tersebut diproses menjadi sebuah visi dan misi yang jelas. Seperti
perolehan website resmi 17+8
berdasarkan akun @bijakmemantau.id yang kemudian menjadi pendorong aksi
demonstrasi untuk menyalurkan suara terbanyak melalui perangkat online.
Bilah Bermata Dua
Medsos tentunya menjadi sarana
strategis di tengah laju informasi yang serba cepat ini. Maka dari itu, selain
menjadi senjata untuk melawan ketidakadilan dunia, ia juga memiliki efek
samping berupa munculnya berita-berita palsu untuk menggiring opini publik,
aksi kekerasan siber, dan yang lebih buruknya lagi dapat menimbulkan
perpecahan.
Banyak oknum tak bertanggung jawab
seringkali mengadu domba masyarakat untuk memecah mereka menjadi beberapa kubu
yang memiliki pandangan berbeda. Tentunya, perilaku tersebut sama sekali tidak
mencerminkan rakyat Indonesia yang berdemokrasi Pancasila.
Langkah Menghindari Arus Perpecahan
Selain waspada terhadap informasi
yang kita terima, sudah sepatutnya kita juga berperan untuk menyebarkan edukasi
akan bahaya penyebaran berita palsu. Sebab, di tengah masyarakat yang sensitif
akan tiap percikan fitnah, terdapat banyak kemungkinan untuk memicu bentrokan
perpecahan. Oleh karenanya, kita perlu menyaring dan mencerna informasi yang
masuk dengan menelusuri autentisitas berita atau informasi tersebut agar tidak
mudah terjebak dalam misinformasi.
Nilai persatuan dan kesatuan
sepatutnya terus dipertahankan. Serta saling menjaga satu sama lain agar
tercipta komunitas yang kuat menghadapi ancaman luar dan dalam.