Surabaya, 28 Mei 2025 – Para mahasiswa bersama Dekanat gelar konsolidasi di Ruang Meeting Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum). Konsolidasi yang dihimpun oleh Aliansi Adab Bergerak melalui Senat Mahasiswa (SEMA) dengan tujuan menyuarakan kepentingan mahasiswa, bukan hanya mengatasnamakan SEMA semata.
Konsolidasi hari ini mengangkat empat poin yang menjadi tuntutan. Menurut keterangan yang diberikan, poin-poin tersebut merupakan hasil Serap Aspirasi Mahasiswa yang dilakukan oleh SEMA, serta tanggapan dan keluhan di luar tempat resmi pelaporan milik SEMA.
Habibudin Alfiansyah selaku Ketua Aliansi mengungkap yang awalnya hanya menerima tujuh aspirasi, kini meningkat drastis hingga 70 aduan, salah satunya isu terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
"Sebenarnya, SEMA punya jadwal ruton konsultasi dengan pihak Dekanat setiap bulan. Waktu itu, awalnya hanya ada tujuh mahasiswa yang menyampaikan aspirasi. Setelah kami dorong ternyata lebih banyak orang yang menyampaikan aspirasi tentang MBKM. Semua laporan kami kaji, lalu kami teruskan ke pihak akademik dan kemudian ke Dekan," ujar Habibudin.
Konsolidasi dilakukan hanya tes ombak untuk melihat respon Dekanat. Apakah Dekanat bersedia untuk hadir dan berdialog langsung bersama mahasiswa. Yang seharusnya direncanakan berlangsung di lobby Fakultas, hingga pindah ke ruang meeting sesuai arahan Dekanat.
"Sebenarnya, awalnya kami sekaligus ingin mengajak Dekan untuk ikut turun. Sebelumnya, saya juga sudah mengirim undangan terkait konsolidasi, tapi jawabannya hanya 'di ruang meeting saja'," ucap Muhammad Rizki Setiawan selaku Wakil Ketua SEMA.
Hasil konsolidasi diterima baik oleh para mahasiswa. Namun, akan tetap mengawal hingga mereka benar-benar berpihak kepada mahasiswa.
Dengan modal aspirasi yang kuat dan saluran komunikasi yang terbuka, konsolidasi menjadi simbol penting bahwa suara mahasiswa tetap diperhitungkan dalam pengambilan keputusan di lingkungan Fahum.
Penulis : Aura
Editor : Ayu Puspita Sari
