KARMA

0

 

Sumber Gambar: Unsplash.com


Suara rintik hujan terdengar dari luar. Gadis cantik yang baru saja menyelesaikan salat isya' kini mengambil Qur'an untuk dibacanya. Lantunan ayat-ayat tersebut beradu dengan suara hujan, menciptakan melodi nan indah. Udara sejuk yang masuk melalui ventilasi pun turut ikut serta menyejukkan badan mendamaikan suasana. Membuat gadis cantik ini makin betah untuk berlama-lama dengan Al-Qur'an. 

Tak terasa sudah satu jam Anita menghabiskan waktunya bersama Kalam Ilahi, hujan pun mulai reda. Kini ia telah duduk di depan kaca untuk melakukan ritualnya sebelum tidur, apalagi kalau bukan memakai skincare. Saat mengoleskan pelembab dimuka, tiba-tiba bayangan masa lalu terlintas di kepala Anita. Dulu, 6 tahun silam saat Anita akan berangkat sekolah, di depan gerbang sekolah ada anak cowok yang menghalanginya untuk masuk sambil berkata,

"Itu yang jelek nggak boleh masuk." Ya Anita tau kalau kalimat itu ditujukan untuk dirinya. Anita pun semakin menunduk, takut untuk menatap mata anak tersebut.

Ia malu, marah pun bercampur jadi satu. Namun apa boleh buat, mau marah pun tetapi itu hal fakta. Bahkan saat istirahat pun ia memilih tidur di kelas saja daripada bertemu dengan orang-orang yang bisa membuat sakit hati. Ia malu pada dirinya sendiri, ia hitam, gemuk dan jerawatan, ia tak secantik teman-temannya.

Bahkan tetangganya pun turut serta mengejeknya  dengan berkata. "Hei Lila apa kau sudah mandi?" Juni-tetangganya, itu pun bertanya pada Anita.

Pertanyaan macam apa itu, apa tetangganya itu tidak punya mata. Jelas-jelas ia sudah rapi dengan seragamnya. Namun kalimat itu hanya sampai pada tenggorokannya. 

Saat pertama menjadi mahasiswa baru pun, ia masih mendapat kata-kata yang tidak mengenakkan. Anita yang hitam, gendut dan jerawatan itu masih melekat pada dirinya. Saat ospek ia pernah diejek oleh kakak tingkatnya. "Dek dek, nah gitu dong pakai masker, kan cantik jadinya." Ucap kakak tingkatnya yang memang ditujukan untuknya itu sontak membuat kating-kating yang lainnya tertawa, tak lupa juga teman-teman seangkatannya. Anita yang mendapat perkataan itu pun lagi-lagi hanya bisa terdiam menunduk.

Kepingan-kepingan kejadian itu selalu berputar bagai kaset rusak di ingatannya. Juga merupakan motivasi bagi dirinya untuk perawatan, dengan menerapkan pola hidup sehat, diet, treatment dan memakai skincare. Semua itu ia lakukan untuk dirinya sendiri. 

JEDAARR, suara dari luar membuat Anita tersadar dari lamunannya. Ia segera beranjak keluar rumah untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Ternyata ada tetangganya jatuh terkena struk. Juni- tetangga Anita pun kini dilarikan ke rumah sakit. Bahkan beberapa hari lalu, Tsani-anaknya Bu Juni pun habis kecelakaan parah yang menyebabkan kakinya harus diamputasi. 

Setelah Juni dilarikan ke Rumah Sakit, kini Anita sudah duduk di depan cermin melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, menampilkan senyum smirk yang tak pernah diketahui oleh seorang pun. Ia memandang dirinya dengan penuh kekaguman, dengan kulit yang bersih dan sehat, berat badan proposional yang dari lama ia idam-idamkan. Satu kata yang terucap dari bibirnya "cantik".

Setelah 4 tahun menyelesaikan kuliahnya, kini Anita berada dalam gedung wisuda. Ia nampak cantik nan anggun menggunakan kebaya dan sepatu high heelsya. Momen yang ditunggu-tunggu pun tiba. Disampingnya kini duduk kakak tingkatnya-Alvaro. 

"hai Kak" Sapa Anita ramah. Alvaro pun menoleh kearahnya

"Gimana? Enakkan lulus bareng?" Ucap Anita berbisik ke telinga katingnya itu, tak lupa juga senyum penuh arti. Lalu fokus ke arah depan tanpa mempedulikan katingnya itu. 

Alvaro yang mendapat perkataan dari adik tingkatnya pun hanya mampu diam seribu bahasa. 

 

Penulis: Alfil Laeli

Editor:  Naura Maulika

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !