‘Imam’ Sang Manggala Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora

0
Imamul Muttaqin, Ketua Dema Fahum Uinsa

Dialah Imamul Muttaqin, atau yang akrab disapa Imam, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pemuda kelahiran Bojonegoro, 19 Februari 1998 ini sedang menjabat sebagai Manggala Dema Fahum. Ia Lahir dari pasangan suami istri yang sehari-hari lekat dengan bercocok tanam. Sejak ia kecil, desa Sukosewu, kecamatan Sukosewu, kabupaten Bojonegoro sudah menjadi tempatnya bermain, mengeluhkan suka duka. bahkan menorehkan catatan–catatan kecil yang akan ia wujudkan menjadi cita–cita besarnya kelak, hingga tempatnya berkumpul dan bersandar bersama keluarga besar.

Imam mendapatkan pelajaran pertamanya yakni membaca, menulis, serta mengaji dari kedua orang tuanya. Dalam menempuh pendidikan formalnya, pengembaraannya dimulai dari MI Fathul Ulum (2004–2010), MTs Salafiyah Syafi’iyah (2010–2013), MA al – Abror (2013–2016), dan kini melanjutkan di Perguruan Tinggi UIN Sunan Ampel Surabaya (2016–sekarang). Sejak duduk di bangku MTs, Imam sudah aktif berorganisasi. Ia bahkan menjadi bagian dari OSIS, meskipun perannya belum begitu menonjol. 

Pada jenjang berikutnya ia kembali berkecimpung dalam dunia OSIS dan berhasil menduduki jabatan ketua. Selain itu, Imam juga aktif di IPNU serta ekstrakulikuler Pramuka. Saat ini ia berhasil menduduki kursi Gubernur Fahum dan masih aktif dalam berbagai organisasi. Tak hanya itu, Imam juga pernah menyabet beasiswa selama dua tahun berturut-turut ketika masih duduk di kelas XI dan XII.

Berkat dukungan dari teman-teman serta semangat yang ia miliki, Imam memantapkan diri menjadi manggala Dema Fahum. Ia mengusung visi menghidupkan kembali minat baca (budaya literasi) warga Fahum melalui program kerja yang akan direalisasikan. Imam yakin bahwa dalam kepengurusannya ia mampu menjadikan Dema Fahum menjadi lebih baik. Prinsipnya sederhana, yaitu untuk selalu peduli dan membantu orang lain yang lebih membutuhkan.

Dalam kesehariannya, Imam lebih tertarik dengan dunia musik. Ia banyak mengaplikasikan perasaannya melalui alunan musik sambil diiringi nyanyian. Selain itu, Imam juga hobi membaca novel. Ia bercita-cita menjadi seorang novelis. Tak main–main dengan keinginannya, di tengah padatnya kesibukan yang digeluti, Imam menyempatkan menulis walaupun usahanya belum maksimal.

Tak banyak yang tahu, jika ternyata menjadi mahasiswa sastra bukanlah impiannya. Imam lebih tertarik dengan dunia teknik, terutama Teknik Lingkungan universitas Airlangga. Namun Ia hanya menuruti saran orang tuanya, daripada membantah ia lebih memilih ikhlas dan beriktikad bahwa keinginan orang tua merupakan yang terbaik baginya.

Dalam menghadapi segala problematika yang ada, Imam selalu mendapat dukungan dari guru tercintanya. Guru yang ia kenal sejak MA, sosok yang selalu menginspirasi dan membukakan jalan kesadaran bahwa ia memiliki kemampuan yang harus diwujudkan. Kepada gurunya, Imam ingin berkata “Terima kasih telah menjadi sosok yang telah menyadarkan diri saya tentang kehidupan ini. Terus dan selalu peduli dengan anak didiknya. Saya berharap agar apa yang menjadi cita–cita beliau akan tersampaikan.” (sf)
Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !