![]() |
Dok. FAHUM UINSA |
Surabaya - Halaman depan gedung Fakultas Adab
dan Humaniora dipenuhi gema dari iringan musik UKM Moesad yang menembus gendang
telinga pada Kamis, 15 Agustus 2025. Sebagaimana umumnya, musik hampir tidak
pernah gagal sebagai sajian penutup sebuah acara karena siapa pun bisa
menikmatinya dengan mudah. Lantunan musik tersebut tidak hanya berkumandang di
telinga, tetapi juga merasuk ke dalam ingatan sebagai memori yang pasti
membekas terutama untuk mahasiswa baru Fakultas Adab dan Humaniora 2025.
Moesad tampil di penghujung acara setelah
Ikatan Seni dan Hadrah (Ishad) dan Sabda Theater yang konsisten turut serta
memeriahkan acara PBAK dari tahun ke tahun. Penampilan memukau dari Moesad
tidak lepas dari latihan yang dirutinkan selama lebih dari satu bulan. Total
ada tiga band dengan personil yang
berbeda pada acara tersebut. Setiap band yang ditampilkan memiliki warna musik
yang berbeda nan dinamis, sehingga para mahasiswa baru bisa merasakan nuansa
yang divergen dalam satu acara. Band “Seakarangs”
membawakan lagu Angkat Jangkar , Tafsir Mistik, dan Jim Labrador dari The
Panturas. Sementara itu Band The Mid menggebrak panggung hiburan dengan Roda
Gila dan Mati Muda milik Kelompok Penerbang Roket, serta lagu Kuning dari
Morfem. Lalu lagu Cincin dan Kita ke Sana dari Hindia juga turut dinyanyikan
oleh band yang khusus dibuat hanya untuk PBAK 2025 menjadi penutup dari
penampilan Moesad sekaligus akhir dari serangkaian acara PBAK FAHUM.
Menurut Khansa selaku Ketua Umum Moesad,
kendala terbesar pra-penampilan adalah pengondisian anggota yang lumayan susah
karena bertepatan dengan libur semester genap. Selain itu, pemilihan waktu juga
menjadi kendala. Terkadang waktu yang disepakati bertepatan dengan kegiatan
pribadi lain. Namun, secara keseluruhan penampilan dari UKM Moesad sudah sangat
maksimal dan ditambah antusias dari mahasiswa baru yang sangat hangat menyambut
alunan musik dari band UKM Moesad. Hal ini lah yang juga membuat acara tersebut
menjadi sangat meriah walaupun sudah di penghujung acara.
Sebenarnya beberapa peserta sedikit kurang
puas karena lagu yang dibawakan Moesad masih asing di telinga mereka meski
melodi dan aransemennya sudah hadir dengan sangat baik. Khansa mengonfirmasi
bahwasanya Moesad dengan sengaja menaruh lagu bertempo cepat di awal untuk
memicu semangat peserta, walau lagu yang di pilih belum familiar bagi para
peserta karena Tim Moesad juga tidak tahu lagu apa yang memberikan daya tarik
bagi mereka. Khansa juga mengatakan bahwa sudah menyiapkan lagu yang sudah
populer dan trending dari Hindia dan Feast namun kendala waktu menyebabkan
mereka tidak bisa mendatangkan semua lagu yang telah dipersiapkan dan hanya
sempat menampilkan beberapa lagu sebagai penutup.
UKM Moesad sendiri juga memiliki kesempatan
untuk tampil bersama UKM Seni Budaya di venue
hari pertama PBAK. Akan tetapi, kurangnya koordinasi dari panitia dan
pengisi acara menyebabkan rundown molor dan tampilan mereka di cut seiring berakhirnya acara. Pihak
moesad menyesalkan kejadian tersebut, akan tetapi mereka bisa lega karena bisa
tampil impresif di hari penutupan PBAK Fakultas Adab dan Humaniora.
Editor: Marta Ulin