Sumber Gambar: CIMB Niaga |
Setiap tahun umat Islam merayakan Idul Adha
atau bisa disebut Hari Raya Kurban. Semarak menyembelih hewan kurban sebagai
simbol dari hari raya ini adalah wujud dari ketaatan dan pengorbanan. Namun, di
balik ritual tersebut ada makna yang jauh lebih dalam, yaitu sebuah proses
transformasi jiwa menuju nilai-nilai yang lebih tinggi. Idul Adha mengajarkan
kita untuk melepaskan sesuatu yang kita cintai demi nilai yang lebih agung,
yaitu ketaatan, keikhlasan, dan kepedulian.
Sebagaimana Nabi Ibrahim AS, beliau tidak
hanya diuji untuk menyembelih anak nya, Nabi Ismail. Akan tetapi melampaui
tingkat spiritual yang lebih tinggi, cinta dunia demi cinta tuhan. Begitu pula
kita, setiap daging yang kita bagikan dan setiap senyum yang di berikan kepada
yang membutuhkan adalah nilai spiritual yang membentuk karakter. Kurban bisa
menjadi sarana untuk menyucikan hati, menumbuhkan empati, dan memperkuat ikatan
pada nilai-nilai ketuhanan.
Dalam konteks kehidupan modern, makna kurban
dapat meluas tidak hanya pada penyembelihan hewan, tetapi juga pada kesediaan
kita untuk "mengorbankan" ego, keserakahan, dan kepentingan pribadi
demi kemaslahatan bersama. Kurban mengajarkan bahwa pengorbanan sejati bukanlah
kehilangan, melainkan proses penyucian diri yang membebaskan manusia dari
belenggu duniawi. Dengan begitu, semangat Idul Adha menjadi relevan sepanjang
zaman serta menjadi momen untuk merefleksikan apakah kita sudah mampu menempatkan
nilai-nilai ketuhanan di atas segala keinginan duniawi.
Penulis: Usi Al-Falach
Editor: Marta Ulin Nuha