Mahasiswa Jadi Korban Kebijakan MBKM

0
Dok. LPM Qimah

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman di luar kampus, kini tuai banyak keluhan dari mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum). Mulai dari kurangnya persiapan pelaksanaan MBKM, penempatan magang yang tidak sesuai profil prodi, informasi simpang siur, pemberitahuan yang mendadak, hingga persyaratan podcast yang hanya diterapkan di Fahum saja.

Sejak awal, informasi terkait pelaksanaan MBKM dianggap kurang jelas dan membingungkan. Salah satu mahasiswa keluhkan proses surat magang yang dinilai lambat.

"Surat magang itu lama banget dengan alasan fakultas lagi sibuk atau apa, itu sangat tidak relevan sama kita yang dituntut untuk segera cari tempat mahang," ujar T.

Banyak mahasiswa keluhkan perbedaan informasi antara Kaprodi, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan dosen. Mereka merasa mendapatkan informasi berbeda-beda.

"Kebijakan kurang konsisten, sering diubah dan banyak sekali tambahan yang tidak terduga. Kaprodi, DPL, dan dosen kalau kasih informasi beda-beda semua kan jadi bingung mau ikut yang mama," ucap D, salah satu mahasiswa Fahum.

Kebingungan semakin bertambah dengan informasi ujian magang dan tugas tambahan seperti podcast. Podcast diwajibkan sebagai persyaratan ujian magang.

Banyak mahasiswa keberatan dengan hal tersebut, di saat yang sama mereka juga harus menyusun laporan magang, logbook, dan persiapan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Pemberitahuan jadwal ujian magang yang dianggap mendadak juga menjadi keluhan bagi beberapa mahasiswa, khususnya mahasiswa yang masih melaksanakan magang hingga tanggal 28 Mei merasa terburu-buru menyelesaikan laporan dan logbook karena waktu yang terlalu mepet.

"Aku keberatan adanya podcast karena ketika tanggal ujian ditetapkan serentak tanggal 2 Juni dan tempat magangku selesainya baru tanggal 28 Mei besok. Itu waktunya sangat mepet bagi kami dan kesusahan dalam mengatur waktu," ujar S, mahasiswa Fahum.

Beberapa mahasiswa menilai konsep podcast sebenarnya bagus, namun seperti memaksakan mengingat waktunya sangat terbatas. Kritik juga diarahkan pada aspek perencanaan program MBKM yang dianggap kurang matang. Mahasiswa berharap pelaksanaan MBKM kedepannya benar-benar fokus dan mempertimbangkan manfaat bagi mahasiswa bukan hanya institusi saja.

"Kami dukung program ini lanjut, tapi mohon diperbaiki dulu teknisnya. Program sebesar ini harus disiapkan matang dari awal sampai akhir supaya tidak jadi beban tambahan yang tidak perlu," ucap mahasiswa T.

Mahasiswa berharap keluhan ini menjadi catatan penting bagi pihak fakultas untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBKM. Transparadi, konsisten informasi, serta perencanaan teknis yang matang.


Penulis: A

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !