[Resensi Film] Merindu Cahaya de Amstel: Kisah Cinta Beda Keyakinan

1
Film Merindu Cahaya de Amstel
(Sumber gambar: Google)

Judul film: Merindu Cahaya de Amstel

Jenis film: Religi

Sutradara: Hadrah Daeng Ratu

Produksi: Unlimited Production

Pemain: Amanda Rawles, Bryan Domani, Rachel Amanda, Oki Setiana Dewi


Merindu Cahaya de Amstel merupakan film drama yang dikemas dengan nuansa religi, diangkat dari novel karya Arumi E dengan judul yang sama. Dirilis pada awal tahun 2022, film ini mengisahkan seorang gadis Belanda bernama Khadijah Veenhoven yang memeluk Islam. Konflik agama dan stereotip negara asalnya pada Islam menjadi bumbu-bumbu pelengkap perjalanan Khadijah dalam memegang teguh ke-Islamanya. Selain itu, bagaimana struggle kisah cinta beda agama antara Khadijah dan Nico menjadi daya tarik tersendiri dalam kisah film ini.


Sinopsis:

Marian Veenhoven yang diperankan oleh Amanda Rawles adalah seorang wanita asli Belanda dan juga memiliki kehidupan yang bebas. Marian telah melakukan apapun dalam mencarijati dirinya. Ia hampir meninggal dalam proses pencarian tersebut hingga bertemu dengan seorang muslimah yang diperankan oleh Oki Setiana Dewi dan memutuskan untuk masuk Islam, lalu menggantinya dengan nama Khadijah Veenhoven. Nico (Bryan Domani) tidak sengaja memotret Khadijah dan saat melihat hasil foto itu, ternyata tubuh gadis itu terlihat memancarkan cahaya. Nico penasaran dengan gadis itu dan mencari tau  pada tentangga disitu. Hingga akhirnya ia tertarik dengan Khadijah. Namun, Khadijah memilih menjauh ketika mengetahui teman terdekatnya Mala (Rachel Amanda) mengaku menyukai Nico dan memutuskan untuk menggunakan hijab.

Kelebihan:

Merindu cahaya de Amstel memiliki alur cerita yang menarik dan dapat menjelaskan konflik yang cukup kompleks. Pesan yang terkandung dalam film ini benar-benar cocok untuk ditonton oleh semua kalangan. Film ini juga menggambarkan pentingnya sikap toleransi dan tidak mudah menyalahkan seseorang ketika berlaku salah.

Kelemahan:

Banyaknya pesan moral yang disampaikan melalui film tersebut, baik secara implisit maupun eksplisit, membuat film ini hampir tidak memiliki kekurangan. Namun, cerita dengan ending yang mudah ditebak, membuat sensasi ketika menonton film ini menjadi kurang ‘greget’.

 

Film ini secara keseluruhan menekankan amanat bahwa tidak ada kata terlambat untuk kembali pada Tuhan. Selain itu, dari kisah perjalanan Khadijah sebagai seorang muslim, seolah-olah menyiratkan pesan kepada penonton untuk berbuat apapun selalu menyertakan dan pasrah pada Tuhan.

Bergenre religi dan sarat akan pesan moral, film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton bersama keluarga dan sahabat. Selamat menonton!

 

Oleh Wanda Khumairoh

Editor: Riska Aprilia
Tags

Posting Komentar

1Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
  1. Sangat informatif, saya jadi tertarik dengan film ini. Sukses terus buat Lpmqimah com, kebetulan sedang blogwalking dan menemukan website anda.

    Salam penuh hangat dari saya: DW Jakarta

    BalasHapus
Posting Komentar

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !