Dia, Bukan Putri

0

 Penulis: Marsha Miranda

 

Dia, Bukan Putri
(Sumber gambar: Google)

Selepas membuka gerbang, aku lanjut berjalan melewati tangga dengan isi pikiran yang rumit menuju kamar kosku yang berada di lantai dua. Aku merasa seperti ada yang memperhatikanku dari bawah tangga, tapi aku menghiraukannya karena aku sudah merasa sangat lelah hari ini setelah melakukan berbagai aktivitas. Sembari membuka kunci pintu kamar kosku, aku menelepon salah seorang temanku untuk bercerita mengenai kejadian hari ini. Aku meletakkan semua barang-barang yang aku bawa tadi, lalu bergegas mengganti pakaian yang kukenakan karena sudah basah oleh keringat.

 

Tiba-tiba ada suara ketukan di pintu, aku bergegas untuk melihat siapa yang sedang bertamu, ternyata itu Putri, temanku. Aku melihatnya agak berbeda hari ini, maksudku dia tidak seperti yang biasanya terlihat. Saat ini dia hanya berdiri di depan kamarku dengan tatapan kosong tanpa berbicara sepatah katapun. Sangat aneh. Namun, aku tidak mau berpikir macam-macam, aku lalu menyuruhnya masuk dan berkata, "ada masalah apa put?" Aku menanyakan hal tersebut karena dia tampak pucat dan tidak sehat.

 

 Cukup lama kami terdiam, dia tidak menjawab pertanyaanku melainkan hanya membisu. Aku memalingkan wajahku ke arah lain dengan kebingungan, lalu pandanganku jatuh ke arah pintu sambil memikirkan apa yang terjadi dengan Putri. Aku kembali menatap Putri untuk mengajaknya berbicara, namun Putri sudah tidak berada di tempatnya, ia tiba-tiba menghilang secara misterius. Itu membuat pikiran ku makin rumit, namun aku masih tetap mencoba berpikir positif, mungkin Putri pergi ke kamar mandi.

 

 Malam semakin larut, namun Putri tidak juga terlihat keluar dari kamar mandi. Aku hendak mengecek namun ragu, angin tidak ada yang menyentuh tubuhku sedikitpun, namun aku tiba-tiba merasa bulu halus di seluruh tubuhku meremang. Aku masih ingat aku masih tersambung di telepon dengan temanku, dia bertanya, "ada apa?" dengan tangan yang gemetar dan perasaan yang ketakutan aku menjawab, "tolong ke kosku sekarang, kita keluar sebentar. Ada hal yang ingin aku katakan."

 

Aku menunggu sampai sekitar 5 menit kemudian, dia mengabarkan bahwa dia sudah datang. Segera aku bergegas keluar dan membanting pintu hingga menimbulkan suara keras dan menguncinya supaya aman. Setelah itu aku berlari menuruni anak tangga sambil mengenggam gawai dengan panik.

 

Setelah itu, aku bercerita menceritakan semua kejadian yang baru saja aku alami tersebut saat kami sudah di jalan, namun dia menatapku seolah olah aku ini membual, dia tidak mempercayai ceritaku. Padahal, bukan hanya di hari itu saja aku merasa ada hal yang aneh. Pernah suatu ketika sekitar pukul 2 sampai 3 pagi, saat matahari belum menampakkan sinarnya dan gelap sekali diluar, teman kamarku Herlina menjadi saksi betapa mencekamnya peristiwa yang pernah kami lalui malam itu saat ada seperti orang misterius yang berusaha  menerobos pintu yang sebelumnya aku kunci dengan rapat. Gagang pintu yang digerakkan dari luar seperti ingin sekali masuk ke kamar kami,  padahal saat aku mencoba mengintip dari balik jendela yang ada di sebelah pintu, tidak terlihat ada siapapun di luar, tapi gagang pintu kamarku masih bergerak sendiri. Aku dan Herlina saling memeluk karena ketakutan.

 

Sebetulnya banyak hal lain yang terjadi diluar nalar yang sering aku alami, pagi setelahnya, gagang pintu kamar itu sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi, alhasil harus diganti dengan yang baru. Hal yang membuatku bertanya-tanya; kekuatan dahsyat semacam apa yang sampai bisa merusak pintu hingga pintu tak lagi bisa ditutup?

 

Kembali ke cerita Putri,  saat ini aku sedang berusaha meneleponnya dengan percakapan seperti orang yang kebingungan,"Assalamualaikum putri, kamu lagi dimana sekarang? Apa tadi kamu ke kosku, Put?" dari seberang telepon, Putri langsung menjawab, "enggak, aku menginap di rumah temanku dari kemarin dan aku tidak pulang ke kos." Aku terdiam mencerna dan menelan kata kata itu, nafasku tiba-tiba menjadi sesak.

 

Jadi, jika bukan Putri, lalu itu siapa?

 

 

Editor : Istantya Ningrum
Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !