Oleh: Wanda Hanifah
Kukira, sudah beberapa kali mentari tidak terbit
Tapi ini bukan hari kiamat
Dajjal pun masih nyaman terperangkap
Matanya yang satu terlaknat
Sayangnya, aku tak pedulikan itu
Sudah tiga mentari menangkap lelapku
Meski setelah subuh tuhan enggan merestuiku
Purnama yang dinanti banyak manusia
Konon katanya, bulan ini disucikan banyak dewa
Mau bagaimana lagi,
Kantuk merayuku meski cintanya berkali-kali ter-tolak
Bahkan ia kurang ajar menggelitik badanku
Sekujur tubuhku mulai mendesah
Akhirnya dengan sangat terpaksa
Ia meniduriku degan hangat
Peluknya sampai buatku terlelap
Sekali lagi maaf, aku telah terbuai dengan subuhku