HMJ SPI Gelar Forum Diskusi Feminisme dalam Perspektif Islam

0

 

Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menyelenggarakan Diskusi Sejarah tahap kedua melalui Zoom Meeting pada hari Sabtu (24/04). Tema yang diusung adalah “Feminisme Perspektif Islam: Kekerasan Terhadap Perempuan Berkedok Agama dan Budaya”. Terdapat sekitar 140 peserta ikut serta dalam forum disukusi ini.

Acara dimulai dengan pembukaan MC yang sekaligus membacakan susunan acara. Kemudian berlanjut pada sambutan Ketua Pelaksana, dari saudara Ahmad Nafi’ Uddin, Ketua HMJ SPI 2021, saudara Taqiyuddin Jamilus Shiyam, serta Bapak Muhammad Khodafi, M.Si., selaku Kepala Jurusan SPI dan dilanjutkan sesi diskusi yang dimoderatori oleh Irfan Zakariah.

Narasumber pada forum diskusi sejarah kali ini adalah Ustaz Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum selaku Pakar sejarah Islam dan peneliti dari Institute for the Study of IslamicThought and Civilization (INSISTS), serta Dhomiratul Firdaus, M.Pd. selaku Founder dari Majelis Ilmu Fiqih Perempuan dan narasumber Kiswah Female Tv9.

Ustaz Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum sebagai pemateri pertama memaparkan cikal bakal munculnya gagasan Feminisme dari sudut pandang historis, mulai dari sejarah peradaban Romawi sampai kedatangan islam. Dilanjutkan oleh pemateri selanjutnya, Dhomiratul Firdaus, M.Pd yang berkonsentrasi dalam pembahasan perbandingan  poligami dengan monogami. 

Meski dilaksanakan secara virtual, diskusi sejarah dapat berjalan dengan lancar tanpa ada suatu hambatan. Narasumber juga memberikan materi sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Ketika sesi tanya jawab berlangsung pun, para peserta sangat antusias bertanya dan menyampaikan pendapatnya mengenai tema yang dibahas. 

Ahmad Nafi’uddin selaku ketua pelaksana memaparkan tujuan diadakannya forum diskusi tentang feminisme dalam Islam adalah adanya keinginan untuk menggali informasi lebih dalam serta mengajak orang-orang untuk meninjau pro-kontra feminisme dari sudut pandang yang berbeda, dan bersikap bijak dalam menghadapinya. “Saya berharap dengan adanya diskusi sejarah ini dapat memberi pemahaman bagi pendengar mengenai feminisme dari berbagai sudut pandang.” Tegas Ahmad Nafi’udidin selaku ketua pelaksana. (ishp/nr)


Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !