Surat Perih Untuk Negeri

0
Ku tulis surat perih ini di beberapa bongkahan api.
Serangkaian kisah yang memerkosa keperawanan desa-desa.
Kala peluh amarah yang selalu tertahan oleh kebijakan hewan.
Menenggelamkanku dalam lautan di mana harapan telah menguap.

Di ujung desa yang tak lagi seksi ini.
Serimbun dedaun mengering ngeri.
Susul-menyusul menggoda tanah.
Menadah basah dengan pasrah:

Hujan tak lagi turun
Harapan semakin tertimbun

Ku tulis surat perih ini
Kala pandanganku meredup menatap Monas di kejauhan
Dan panas apinya membakar segalanya.


Oleh: Alileoagustin (Prodi Sejarah Peradaban Islam)
Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !