SEJARAH PERADABAN ISLAM, BELAJAR PERANG-PERANGAN?

0
Oleh Farida Novita Rahmah

“Mbak jurusan Sejarah Peradaban Islam ya?”
“Iya (”
“Oo berarti belajar tentang perang-perangan gitu ya.. Badar, Uhud, Khandaq..”
Saya agak kaget. Sebuah kebetulan, tiga kali saya mengalami percakapan di atas, dengan tiga orang berbeda—teman sebaya, teman ibu, dan adik kelas jarak tiga tahun dari saya. Artinya, sepantaran, lebih tua, dan lebih muda.
***
Kawan-kawan, apa yang paling kalian ingat tentang sejarah Nabi Muhammad? Sederet perang kah—Badar, Uhud, Khandaq? Agaknya kita telah akrab dengan sampul buku Sejarah Islam bergambar seorang penunggang kuda yang  mengacungkan sebilah pedang, atau berlembar-lembar kisah peperangan. Inilah yang perlu ditelisik, mengapa sejarah Islam sering berkesan tentang peristiwa perang?
Mungkin hal ini disebabkan historiografi Islam dalam buku-buku sekolah atau umum yang menyuguhkan porsi tidak seimbang, yakni terlalu banyak narasi peperangan, khususnya riwayat hidup Nabi Muhammad. Atau visualisasi yang kebanyakan menampilkan peristiwa perang. Saya sendiri tidak meriset lebih jauh, namun hal ini saya rasakan karena pengalaman pribadi. Menurut Irfan Amalee, Cofounder Peacegen, sejarah Islam terlalu sibuk berbicara suksesi khilafah, yakni politik, yang terkadang berdarah-darah, bukan sejarah sosial atau peradaban.
Pada akhir 2019 kemarin, saya agak lega mendengar Kemenag yang berencana mereview kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam agar lebih mengulas sosial dan peradaban. Tentunya hal ini juga disambut kecaman oleh beberapa golongan, ditambah disinformasi yang beredar. Semakin riuh dengan isu radikalisme, penegakan khilafah, dan jelaga dari pemilu yang baru saja usai.
Ya, peperangan adalah salah satu peristiwa di zaman Nabi. Sebuah fakkta sejarah. Namun, dari 8000 hari kenabian, hanya 800 hari untuk peperangan, itu pun dengan aturan-aturan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan tetap menjaga ekosistem—tidak memotong tetumbuhan, tidak menyerang warga sipil, tidak merusak rumah ibadah termasuk di dalamnya gereja, dan rumah ibadah agama lain. Hidup Nabi tak hanya dikontribusikan dalam dunia militer, beliau adalah pemimpin negara, niagawan, seorang ayah, suami, dan tentunya pendidik.
Kalau kita renungi, dalam Islam, peperangan hanya boleh terjadi jika benar-benar musuh telah atau akan menyerang, yang melanggar perjanjian, dan yang mengganggu stabilitas. Maka dimaklumkan-lah untuk balik menyerang, karena dalam peperangan itu bertujuan menciptakan kehidupan yang harus dijaga, ada kebenaran yang harus ditegakkan, dan ada perdamaian yang harus dibela. Sekali lagi, dengan aturan yang mengikat. 
Jika musuh mengajukan perdamaian atau menyerah, maka kita wajib mengantarnya (menjamin keselematannya) menuju tempat tinggalnya. Pesan Allah dalam Qs. Al-Anfal; 61, “jikalah mereka condong pada perdamaian, maka condonglah padanya, dan tawakkal-lah pada Allah. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Orang-orang mukmin mempunyai sifat tak suka berperang, hal itu digambarkan al-Qur’an dalam surat al-Baqarah: 216 “telah diwajibkan kalian berperang, padahal kalian membencinya. Dan boleh jadi, hal yang kalian benci adalah baik untuk kalian. Dan boleh jadi, hal yang kalian sukai adalah buruk untuk kalian...” Pada waktu dimaklumkannya peperangan pun, muslimin dianjurkan tidak semuanya ikut berperang, sebagian dianjurkan untuk “liyatafaqqohuu fii ad-diin, mendalami ilmu agama” (lihat Qs. At-Taubah: 122) hal itu dikarenakan untuk menjaga keilmuan dan membangun peradaban. 
Saat saya menulis hal ini di akun sosmed, salah satu dosen saya memberi komentar yang bagus, “analoginya, ibarat dokter yang harus mengamutasi salah satu anggota badan pasiennya. Bukan dengan landasan kebencian, melainkan ingin menyelamatkan pasien tersebut agar penyakitnya tidak menyebar pada organ-organ tubuh lainnya. Demikian juga dengan peperangan pada zaman itu. Wallahu a’lam.”
Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !