Muhammad Irfan Sulthoni, Ketua Ishad
Muhammad Irfan Sulthoni merupakan pemangku UKM ISHAD (Ikatan Seni Hadrah) Fakultas Adab dan Humaniora tahun 2019. Mahasiswa dengan nama panggilan Irfan ini lahir di Gresik pada tanggal 8 Desember 1998. Irfan pernah menempuh pendidikan formal di TKM 48 Mathlabul Huda 2 Sidomulyo, MI Mathlabul Huda 2 Sidomulyo, MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, dan MA Ihyaul Ulum Dukun Gresik. Saat belajar di Madrasah Tsanawiyah, ia pernah terpilih menjadi wakil ketua OSIS dan menjadi anggota pengurus pondok.
Irfan mengaku bahwa dirinya dulu memiliki sifat yang keras kepala dan mudah marah, namun seiring berjalannya waktu sifat tersebut sudah tidak seberapa ada pada dirinya. Pria ini ternyata juga penggemar musik dangdut, “dulunya saya gak suka banjarian, saya lebih suka orkes dangdut. Jadi ya kalau pondok libur atau ada kesempatan sama teman-teman MA kita langsung lihat, suka joget di depan dan bawa bendera gitu.” Ungkapnya.
Ketika masuk di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ia mulai menyukai Al-Banjari, karena merasa menemukan ketenangan dalam dunia sholawat. Kemudian, pria dengan pengetahuan kosong tentang Al-Banjari ini memilih bergabung dengan ISHAD. Rasa sukanya terhadap musik yang diiringi rebana tersebut tidak memupus kegemarannya terhadap musik dangdut,
“Orkesan tetap, tapi sholawatan juga tetap harus lanjut.” Ujarnya. Beberapa pengalaman menarik telah ia dapat setelah bergabung di ISHAD, salah satunya adalah latihan rutin yang hanya dihadiri Irfan dan ketua ISHAD periode 2017. Hal itu menyebabkan mahasiswa jurusan Sastra Arab semester empat ini terpanggil untuk semakin menekuni Seni Al-Banjari di ISHAD hingga terpilih menjadi pemangkunya. Kendala yang dihadapi Irfan adalah surutnya anggota saat mengikuti rutinan, serta gang dosen yang sudah tutup saat menjelang maghrib, sehingga menyebabkan para anggota terburu-buru pulang. Tindakan yang dilakukan Irfan menghadapi masalah tersebut dengan cukup menyindir mereka di grup,
“Saya tidak pernah memaksa, karena sudah pada besar, kalau dipasksa ya tidak enak. Jadi, disindir saja.” Tuturnya. Irfan sangat menyayangkan adanya mahasiswa yang hanya kuliah – pulang yang tidak memiliki pengalaman di luar. Menurutnya, pengalaman di luar bangku kuliah sangatlah penting, karena dapat melatih diri dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat memahami karakter orang lain.
Terdapat kegiatan mingguan, bulanan dan tahunan dalam UKM ISHAD. Dua minggu sekali ISHAD mengadakan diba’an untuk warga Fahum. Dalam satu bulan sekali mengadakan diba’an antar fakultas yaitu Fakultas Syariah, Dakwah, dan Fisip. Serta dalam setahun mereka mengadakan tadrib dan lailatus sholawat. Sedangkan dalam kegiatan rutin terdapat pelatihan sholawat banjari, vokal dan tilawah. Di awal kepemimpinannya, ISHAD telah menorehkan prestasi juara 2 kategori putri dalam lomba MTQ se Jawa Timur di IAIN Madura. Irfan berharap agar organisasi ISHAD tidak pernah mati, dan seluruh anggota ISHAD selalu aktif serta menambah loyalitasnya. (as)