Selasa, (23/10) Dema Fahum adakan seminar nasional sekaligus deklarasi hari santri nasional yang bertempat di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya. Seminar ini menjadi pembuka serangkaian acara Dies Natalis Fakultas Adab dan Humaniora yang ke-52. Bertemakan “Restorasi Humanisme di Tengah Keberagaman” Dema Fahum mengajak para mahasiswa untuk memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi pada masyarakat sekitar mereka. Umar Faruq memaparkan bahwa tema dari seminar nasional ini diangkat karena fakultas kita adalah Adab dan Humaniora yang dianggap harus menjadi fakultas terdepan dalam membahas isu kemanusiaan. Hal ini disebabkan karena fakultas kita menggandeng kata humaniora yang berkaitan erat dengan kemanusiaan. Selain itu, tema ini sangat aktual, ketika kita membahas isu kemanusiaan tentu cukup relevant dengan isu-isu yang sedang memanas, karena kondisi real masyarakat era masa kini sudah semakin terancam, hal itu diakibatkan oleh media yang tak kenal batas. Selain pemaparan dari ketua Dema, Imam selaku ketua pelaksana juga menambahi “Karena kami melihat masyarakat di sekitar pada masa kini memiliki tingkat kemanusiaan yang rendah, kami ingin membangun jiwa kemanusiaan mereka.”
Seminar ini diikuti oleh 394 peserta, meliputi mahasiswa UIN Sunan Ampel hingga mahasiswa dari kampus lain yang ada di Surabaya. Menurut rundown, acara dimulai jam 8 pagi dengan diawali oleh penampilan dari beberapa UKM fakultas Adab dan Humaniora. Namun, ada sedikit kendala teknis sehingga acara menjadi molor setengah jam. Acara ini berlangsung cukup khidmat. Suara gong menjadi pertanda dibukanya acara oleh pak Agus Aditoni. Ditemukan fakta lain ketika acara pembukaan berlangsung, rencananya semua ketua ORMAWA maju ke atas pentas namun hal ini tidak terealisasikan dikarenakan adanya miss comunication oleh panitia pelaksana dan para ketua yang bersangkutan. Kemudian disusul pembacaan teks deklarasi hari santri oleh Bapak Nasaruddin yang dilanjut dengan acara inti.
Seminar ini disetir oleh Yek Alwy Muhdor, mahasiswa semester 7 jurusan Bahasa dan Sastra Arab sekaligus ketua Sema Fahum. Untuk narasumbernya, panitia mendatangkan tiga narasumber, yakni bapak Savic Ali selaku Direktur NU Online, bapak Aguk Irawan selaku penulis karya sastra, dan bapak Ahmad Baso (Author of The Intelectual Origins of Islam Nusantara 2017), namun narasumber yang ketiga berhalangan hadir dikarenakan adanya kendala dalam komunikasi. Terakhir, Umar menuturkan “Kami ada maksud serius, bukan hanya acara ceremony saja tetapi tentang humanisme itu betul-betul ditegakkan. Jadi, mungkin bantuan dari teman-teman pers nanti juga bisa menularkan apa yang menjadi kajian di dalamnya.” (sa/mf/sy)